I. Kolonialisme dan Imperialisme serta Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia
A. PENGERTIAN
1. Kolonialisme
Kolonialisme
berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan
pada para petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan
pindah ke daerah lain yang lebih subur. Para colonus tetap menjalin
hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh negara asal(induk) daerah tadi
dianggap sebagai bagian dari negara induk dan harus tunduk pada negara asal (mother land). Dari sinilah muncul awal penjajahan (imperialisme). Jadi, Kolonialisme adalah
suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah induknya atau
negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di seberang lautan dan
kemudian dijadikan bagian wilayah mereka.Kolonialismeadalah penguasaan
oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk
memperluas negara itu.
2. Imperialisme
Berasal
dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai. Orang yang menguasai
disebut imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah
daerah yang dikuasai imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami
wilayah imperium dengan alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih
sejahtera. Jadi imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung
dari suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan dilakukan dengan
jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan menanamkan pengaruh
dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.Imperialismeadalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapat kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.
Walaupun
kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang
berbeda namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa
satu terhadap bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses
pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih
diartikan pada praktek penjajahannya.
II. Melacak Perburuan “Mutiara Dari Timur
Perlu
disadari bahwa Nusantara merupakan kepulauan yang sangat kaya dan
indah. Bagaikan “mutiara dari timur”, Nusantara memiliki flora dan fauna
yang sangat berwarna-warni, hasil dan persediaan tambang ada
dimana-mana, begitu juga hasil pertanian dan perkebunan melimpah dengan
hasil rempah-rempah yang selalu menggugah selera.
Sungguh
Tuhan Yang Maha Pemurah telah menganugerahkan bumi Nusantara yang kaya
ini untuk kita semua. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita dan
keindahan tanah Nusantara itu pula yang menarik dan menggiurkan
bangsa-bangsa lain untuk datang. Sekarang mereka datang ke Indonesia
yang yang sebagai wisatawan,ada yang sebagai penanam modal, ada yang
sedang bekerja seperti konsultan dan lain-lain. Tetapi dalam perjalanan
sejarah Indonesia kedatangan bangsa-bangsa asing di Nusantarayang
dimulai abad ke-16 ternyata telah membawa sebuah perubahan besar dengan
terjadinya suatu masa penjajahan bangsa Barat.
III. Memahami Motivasi Nafsu dan Kejayaan Barat
Di dalam sejarah
bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan samudra.
Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka untuk menemukan dunia
baru. Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak terlepas dari motivasi dan
keinginannya untuk survive, memenuhi kepuasan dan kejayaan dalam
kehidupan di dunia. Bahkan bukan sekedar motivasi, tetapi juga muncul
nafsu untuk menguasai dunia baru itu demi memperoleh keuntungan ekonomi
dan kejayaan politik. Pertanyaannya adalah daerah mana yang dimaksud
dunia baru itu? Yang dimaksud dunia baru waktu itu pada mulanya adalah
wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah timur (timurnya Eropa)
sebagai penghasil bahan-bahan yang sangat diperlukan dan digemari oleh
bangsa- bangsa Eropa. Bahan-bahan yang dimaksudkan itu adalah
rempah-rempah seperti cengkih, lada, pala, dan lain-lain.
Mengapa orang-orang
Eropa sangat memerlukan rempah-rempah? Orang- orang Eropa berusaha
sekuat tenaga untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah.
Rempah-rempah ini menjadi komoditas perdagangan yang sangat laris di
Eropa. Daerah yang menghasilkan rempah-rempah itu tidak lain adalah
Kepulauan Nusantara. Orang-orang Eropa menyebut daerah itu dengan nama
Hindia. Bagaikan “memburu mutiara dari timur”, orang-orang Eropa
berusaha datang ke Kepulauan Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah.
Namun dalam konteks penemuan dunia baru itu kemudian tidak hanya
Kepulauan Nusantara saja tetapi juga daerah-daerah lain yang ditemukan
orang-orang Eropa pada periode penjelajahan samudra, misalnya Amerika,
dan daerah-daerah lain di Asia.
Sejarah umat
manusia sudah sejak lama mengglobal. Peristiwa sejarah di suatu tempat
sangat mungkin terpengaruh atau menjadi dampak dari peristiwa lain yang
terjadi di tempat yang cukup jauh. Begitu juga peristiwa kedatangan
bangsa Barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa yang jauh dari
Indonesia, misalnya peristiwa jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut
Tengah pada tahun 1453. Serangkaian penemuan di bidang teknologi juga
merupakan faktor penting untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa
Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan Nusantara. Sementara itu semangat
dan dorongan untuk melanjutkan Perang Salib disebut-sebut juga ikut
mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.
IV. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia
Pada
awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat menjadikan Indonesia sebagai
tujuan perdagangan dan pelayaran. Perkembangan selanjutnya, dengan paham
dan dasar pemikiran yang mereka miliki, Indonesia dijadikan sebagai
salah satu daerah jajahan.
Faktor
yang melatarbelakangi kedatangan bangsa Barat ke dunia Timur adalah
banyaknya perubahan di Eropa yang meliputi berbagai aspek kehidupan, di
antaranya sebagai berikut :
1. Runtuhnya Kekaisaran Romawi
Pada
masa kejayaannya, kekuasaan kekaisaran Romawi meliputi hampir seluruh
Eropa, Afrika Utara, dan Afrika Barat. Kekaisaran Romawi mengalami
kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar Octavianus Augustus. Namun,
pemerintahan ini akhirnya runtuh pada tahun 476 M. Hubungan dagang yang
terjalin antara Eropa dengan Asia pun mengalami kemunduran, bahkan
berakibat kemerosotan di segala bidang kehidupan. Zaman kemunduran ini
disebut zaman kegelapan (Dark Ages). Runtuhnya Romawi mengakibatkan tata
kehidupan bangsa-bangsa Eropa yang semula berkiblat pada hukum Romawi
menjadi kacau.
2. Perang Salib
Perang
ini terjadi dengan melibatkan orang-orang Kristen Eropa yang berhadapan
dengan orang Turki Seljuk dan orang-orang Arab. Disebut Perang Salib
karena pasukan Kristen menggunakan tanda salib dalam pakaian mereka.
Sementara bagi orang Islam, perang ini disebut dengan perang suci.
Perang Salib berlangsung kurang lebih 200 tahun yang terbagi dalam tujuh
periode.
Penyebab
perang ini salah satunya memperebutkan kota suci Yerusalem. Pahlawan
Islam yang terkenal dalam perang ini adalah Salahuddin Al Ayyubi yang
berhasil merebut kembali Kota Yerusalem yang telah dikuasai kerajaan
Kristen selama hampir 100 tahun. Salahuddin mengalahkan pasukan Salib
dalam Perang Khitin. Selanjutnya Raja Inggris Richard The Lion Heart
menghimpun kekuatan raja-raja Eropa untuk mengambil kembali Kota
Yerusalem. Namun, mereka gagal dan pulang ke Eropa dengan membawa
kekalahan.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Perang Salib adalah sebagai berikut :
· Adanya larangan bagi peziarah-peziarah Kristen untuk mengunjungi Yerusalem.
· Merebut Spanyol yang telah tujuh abad dikuasai oleh Dinasti Umayyah.
· Paus
Urbanus berusaha untuk mempersatukan kembali gereja Roma dengan gereja
di Romawi Timur, seperti di Konstantinopel, Yerusalem, dan Alexandria.
Dampak adanya Perang Salib adalah sebagai berikut :
a. Jalur
perdagangan Eropa dan Timur Tengah menjadi terputus. Apalagi dengan
dikuasainya Konstantinopel, maka para pedagang Eropa mulai mencari jalan
lain untuk mendapatkan rempah-rempah secara langsung.
b. Bangsa
Eropa mulai mengetahui kelemahan dan ketertinggalan mereka dari
orang-orang Islam dan Timur, sehingga mereka mencoba untuk mengejar
ketertinggalan itu dengan pengembangan Iptek secara besar-besaran.
c. Adanya
motif balas dendam di kalangan orang-orang Kristen terhadap orang
muslim karena kekalahannya dalam peperangan di dunia Timur dalam rangka
menguasai jalur perdagangan.
3. Jatuhnya KotaKonstantinopel ke Tangan Turki Utsmani
Pada
awalnya bangsa-bangsa Eropa memperoleh rempah-rempah dari Asia,
termasuk dari Indonesia melalui para pedagang muslim yang banyak
berdagang di kawasan Laut Tengah. Akan tetapi, semua itu berubah pada
tahun 1453 ketika Khalifah Utsmaniyah yang berpusat di Turki berhasil
menguasai Konstantinopel yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan
Kerajaan Romawi–Byzantium.
Jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani yang dipimpin Sultan Muhammad II
menimbulkan kesulitan bagi bangsa-bangsa Eropa, terutama dalam bidang
perdagangan. Oleh karena itu, bangsa-bangsa Eropa mulai berpikir untuk
mencari daerah penghasil barang-barang yang dibutuhkannya, terutama
rempah-rempah secara langsung.
4. Penjelajahan Samudra
Faktor-faktor yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra adalah sebagai berikut:
· Teori
Heliosentris dari Copernicus yang menyatakan bahwa bumi itu bulat
mendorong kawan-kawan Copernicus ingin membuktikannya. Salah satunya
ialah Ferdinand Magellan, pelaut pertama yang berhasil mengelilingi
dunia dan membuktikan bahwa bumi memang bulat, serta laut-laut di bumi
saling berhubungan. Teori ini membantah Teori Geosentris dari Ptolomeus
yang menyatakan bumi datar.
· Kisah
perjalanan Marco Polo ke dunia Timur (Cina) yang tertuang dalam buku
yang ditulis oleh temannya, Rustichello, yang berjudul The Travels of
Marco Polo (Perjalanan Marco Polo). Selama ratusan tahun, catatan
perjalanan Marco Polo ini menjadi sumber informasi tentang Cina bagi
bangsa Eropa.
· Penemuan kompas, mesiu, navigasi, peta, dan peralatan pelayaran.
· Adanya
ambisi untuk melaksanakan semboyan 3 G, yaitu gold (mencari emas atau
kekayaan), glory (mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan), dan
gospel (menunaikan tugas suci menyebarkan agama Nasrani).
· Portugis
dan Spanyol merupakan bangsa Eropa yang menjadi pelopor penjelajahan
samudra. Semangat para pelaut inilah yang selanjutnya mendorong
penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Eropa lain.
V. Kekuasaan Bangsa-Bangsa Barat di Indonesia
a. Portugis
Bangsa
Portugis berhasil menanamkan kekuasan di Indonesia dari tahun
1511-1641. Pada tahun 151, armada penjelajah Portugis di bawah pimpinan
Alfonso de Albuquerque tiba di Malaka dan terlibat peperangan dengan
Sultan Malaka, Sultan Mahmud Syah. Alfonso mengerahkan 18 buah kapal
perang ke Malaka. Dalam peperangan tersebut, Portugis berhasil memaksa
Kerajaan Malaka untuk menyerah. Portugis menguasai Malaka sejak bulan
November 1511. Setelah Malaka di kuasai Potrugis, perdagangan interinsuleryang bebas berubah menjadi perdagangan monopoli oleh Portugis.
Pada
tahun 1522, dari Pulau Hulu, bangsa Portugis melanjutkan perjalanan ke
pulau ternate, Pelayaran ini dimaksudkan untuk menguasai daerah utama
pengahasil rempah-rempah di Indonesia. Kedatangan armada bangsa Portugis
ke Ternate disambut baik oleh raja-raja Ternate. Apalagi saat ini
Portugis banyak membantu Ternate dalam pertikaian melawan Tidore.
Kekuasaan bangsa Portugis di Ternate ditandai dengan pendirian benteng
dan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Setelah
praktek monopoli yang dilakukan Portugis semakin nyata merugikan
Ternate, para penguasa Ternate menolak Portugis. Puncak dari penolakan
tersebut terjadi ketika Sultan Hairun, Raja Ternate dibunuh oleh
Portugis. Pada tahun 1575 rakyat Ternate, dibawah pimpinan Baabullah,
putra Sultan Hairun menyerang Portugis dan mengusir dari wilayah Maluku.
b. Spanyol
Pada
tahun 1511, bangsa Portugis berhasil merebut dan menduduki Malaka.
Kemudian pada tahun 1512 Portugis datang di Maluku. Tanpa diduga pada
tahun 1521 Spanyol muncul dari arah Filipina dengan kapal Trinidad dan
Victoria yang dipimpin oleh Kapten Sebastian del Cano. Selanjutnya,
Spanyol menjalin hubungan dengan Tidore, saingan berat Ternate.
Portugis
merasa tidak senang ada saingan dari Spanyol di Tidore. Persaingan
antara Portugis dan Spanyol kembali terjadi, namun pada tahun 1529
berhasil diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa. Isi Perjanjian
Saragosa yaitu Spanyol kembali ke Filipina sedangkan Portugis tetap di
Maluku. Saat Portugis bersitegang dengan Spanyol, hubungan Ternate dan
Tidore semakin memanas.
c. Belanda
Pada tahun 1602, dibentuklah VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), atau Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur (cukup disingkat Kongsi dagang milik Belanda) dibawah pimpinan Johan Olderbarnevelt.
Tujuan dibentuknya VOC adalah:
1. Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda.
2. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan pedagang dari bangsa lain.
3. Membantu
dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi konflik dengan
Spanyol.Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, VOC diberi hak Istimewa (hak Octroi), yaitu :
a. Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia.
b. Hak monopoli dagang di wilayah-wilayah antara Amerika Selatan dan Afrika
c. Hak memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan
d. Hak menyatakan perang dan atau membuat perjanjian secara adil dengan penguasa pribumi.
e. Hak mengangkat pegawai
f. Hak memungut pajak
g. Hak melakukan pengadilan dan hak mencetak serta menyebarkan uang sendiri.
Beberapa Kebijakan yang diberlakukan oleh VOC di Indonesia antara lain:
1. Verplichte Leverantie : Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC.
2. Contingenten : Kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
3. Ekstirpasi :
Hak VOC untuk menebang atau menggagalkan panen rempah-rempah agar tidak
terjadi Over Produksi yang dapat menurunkan harga rempah-rempah.
4. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam.
5. Pelayaran Hongi,
yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu Kora-kora (perahu perang)
untuk mengawasi pelaksanaan monopoli dagang VOC dan menindak
pelanggarnya.
Sebab-sebab Kejatuhan VOC:
1. Biaya perang yang besar dalam menghadapi perlawanan Bangsa Indonesia sehingga menghabiskan kas Negara.
2. Gaji
pegawai yang rendah dan tidak sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
sehingga mendorong mereka melakukan Korupsi. Korupsi tersebut otomatis
menjadikan pemasukan Negara berkurang drastic.
3. Kekalahan VOC menghadapi persaingan dagang dengan pedagang Eropa maupun pedagang Asia lainnya.
4. Hutang VOC yang besar akibat dalam keadaan merugi tetapi tetap membayarkan keuntungan kepada pemegang Saham.
5. Terjadinya
perang Inggris, Belanda dan Perancis sehingga menjadikan jalur
perdagangan tidak aman dan adanya blokade-blokade dagang
d. Inggris
Pemerintahan
inggis mulai menguasai Indonesia sejak tahun1811 pemerintahan inggis
mengangkat Thomas Stamford raffles (TSR) sebagai gubernur jendral di
Indonesia . ketika TSR bekuasa sejak 17 september 1811, ia telah
menempuh beberapa langkah yang di di pertimbangkan, baik di bidang
ekonomi,social dan budaya.
Penyerahan
kembali wilayah Indonesia yang di kuyasai inggis di loaksanakan pada
tahun 1816 dalam suatu penandatanganan perjanjian. Pemerintah di wakili
oleh john fendall, sedangkan pihak dari belanda di wakili oleh Van
der Cappelen. Sejak tahun 1816, berhakir kekuasaasn inggis di indonesia
Pada
tahun 1811 louis napoleon mencopot kedudukan daendels, dengan alasan
terlalu keras dalam menjalankan pemerintahan. Sebagai gantinya,
dianggap jenderal janssens. Dalam masa pemerintahannya , janssens
menghadapi kesulitan memulihkan pertahan yang belum stabil.
Pada
tanggal 3 agustus 1811 inggris muncul di batapia. Peperangan tidak
terlelakkan lagi. Janssens kalah dan menyerah dalam perjanjian tuntang.
pulau jawapun berpindah tangan ke inggris.
Wilayah
bekas hindia-belanda di serahkan kepada Thomas Stamford raffles sebagai
penguasa baru. Raffles tidak begitu lama memerintah hindia-belanda ,
karena di eropa sedang terjadi perubahan politik baru, inggris dapat
menguasai prancis. Inggris kemudian mengadakan perjanjian dengan
belanda, yang di kenal dengan nama perjanjian London.
Isinya: belanda akan menerima kembali tanah jajahnya yang dulu direbut prancis.
Penyerahan
wilayah hindia-belanda dari Inggris kepada belanda berlangsung pada
tanggal 9 agustus 1816. sejak peristiwa itu, berhakirlah penjajahan
inggris di wilyah hindia-belanda. Pada tanggal 19 agustus 1816,
beslangsung penyerahaan kekuasaan atas Indonesia dari inggis kepada
belanda. Pihak belanda d wakili oleh sebuah komisariat jenderal yang
terdiri atas mr.elout, van der capellen, dan buyskess. Sementara pihak
inggris d wakili oleh john fendall. Penyerahan kekuasaan itu di
adakan di London, inggis, yang kemudaian dikenal dengan convention of
London. Penyerahaan kekuasaan itu dilakukan setelah kekuasaan kaisar
napoleon bonaparter jatuh. Hal itu berarti raja lowewijik napoleon di
belanda juga berakhir. Negeri belanda tidak lagi di kuasai Prancis.
VI. Akibatnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat Bagi Bangsa Indonesia
Masuknya
kekuasaan bangsa Asing di Indonesia telah menyebabkan perubahan tatanan
politik, sosial, ekonomi dan budaya bagi bangsa Indonesia sebagai
berikut:
1. Politik
Baik
Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern.
Para Bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut
adat, kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari
rakyat. Bupati telah menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial.
Belanda
dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan,
misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi
politik di Indonesia. Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam
bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
2. Sosial Ekonomi
Eksploitasi
ekonomi yang dilakukan bangsa Barat membawa berbagai dampak bagi bangsa
Indonesia. Munculnya monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya
perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan
syahbandar digantikan oleh para pejabat Belanda.
Kebijakan
tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai
penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda,
pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina
dan bangsa Indoensia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki
jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka:
- Pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
- Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan program transmigrasi.
- Untuk
mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah
pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut digunakan tenaga secara paksa
dengan sistem rodi (kerja paksa)
- Dengan
memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem
ekonomi barang ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan
petani.
- Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
Kemunduran
perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme
di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk
tunduk/patuh pada tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan
penduduk Indonesia megalami kemerosotan.
3. Budaya
Tindakan
pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa
pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, merutuhkan kewibawaan
tradisional penguasa pribumi.
Upacara
dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan
demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
Dengan
merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun
bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang senibudaya. Contoh Paku
Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito
manyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab
Wedatama dan lain-lain.